Adsense Indonesia

Minggu, 21 Juli 2013

Cerpen : TAK ADA KESEMPATAN UNTUKMU

TAK ADA KESEMPATAN UNTUKMU
Karya Nur Jihan Billa
 Din! Cepetan! Nanti telat loh!” bentak kakakku yang menungguku di mobilnya.
“iya! Bentar, lagi pake sepatu nih!” kataku sewot.
“oh iya, bentar kak. Ada barang yang ketinggalan!. Tunggu ya… hehehe” kataku sambil cengengesan
“cepetan! Gue udah hampir telat nih!”. Setelah cukup lama mencari bukuku yang hilang, akhirnya ketemu juga. Setelah menemukan buku tersebut, aku lantas berlari kembali ke halaman. Namun, kakakku nggak ada di halaman. Alhasil, aku naik angkot dan telat 15 menit masuk kampus. Dan akhirnya, aku dihukum gak boleh ikut pelajaran pertama. Uuhh, gara gara kakak nih! Jadinya telat deh!. Batinku. Setelah cukup lama duduk di lantai, akhirnya aku bisa ikut pelajaran kedua. Tapi, hukuman tak berhenti disitu. Karena aku tertidur di awal pelajaran setelah dihukum diluar kelas. So, aku dihukum ke kantor untuk menambah hukuman lagi. Uuhh!!! Hari ini apes banget!, Batinku.

Tak Ada Kesempatan Untukmu
Di kantor, aku ketemu anak baru, namanya kalo gak salah Rully. Dia manis banget. Tinggi, pinter, putih, dan macho. AAAAA!!!!! DIA GANTENG BANGET!!!!!. Ternyata, dia kelasnya sebelahan dengan kelasku. Okay, aku dapat hukuman untuk berdiri di tiang bendera dan hormat pada bendera sampai pelajaran kelima dimulai. WHAT???!??. Tapi, ini setimpal dengan kesalahan yang aku buat, batinku. Hukuman dimulai dari sekarang. Aku berdiri tanpa satu pelindung pun. Pakek topi gak boleh. Lepas jaket gak boleh. Baru 5 menit berdiri aja rasanya kayak berdiri 5 jam. Saat semua mahasiswa istirahat, aku masih berdiri tegak didepan tiang bendera. Banyak teman temanku dan juga kelas lain yang ikut mengejekku. Namun aku tetap berdiri tegak.

Setelah istirahat usai, ternyata turun hujan. Awalnya hanya gerimis, namun, hujannya tambah deras. Aku ingin berteduh, namun, aku nanti dikira gak bisa ngejalanin hukuman ini. Karena kelasku gak ada dosen, maka teman temanku menyorakiku dengan kata kata yang kurang sedap didengar telinga. Akhirnya, Bu Anik membawa payung untuk menjemputku. Aku dibaringkan di UKS. Aku terkena demam tinggi. Dokter UKS pun langsung mengobatiku. Karena terlalu lama terkena udara dingin, maka aku dipulangkan. Lega rasanya bisa pulang. HAAAH…. Akhirnya aku bisa masuk kampus lagi. Hari hari berjalan dengan baik. Namun, hari Selasa ada musibah di lab. Kimia. Karena Dodik salah mencampurkan zat kimia, zat itu meledak sangat keras yang menyebabkan semua zat zat kimia yang ada di rak menjadi tumpah. Setelah kejadian itu reda, teman temanku mulai tertawa. Namun aku tidak. Aku terkena salah satu zat kimia yang bila terkena, kulit akan terbakar. Venda, temanku langsung menolongku dan mengobatiku. (kasian)

Hari selasapun dimulai. Aku pergi ke kampus naik metromini. Setelah sampai di kampus, aku disapa sosok lelaki yang tinggi, manis, putih, pintar, dan macho. Rully
“pagi!” sapa Rully
“pagi juga!!”
“kenalan yuk. Namaku Rully” katanya sambil mengulurkan tangannya yang lembut itu
“namaku Dinda”
“oh.. nanti break time ke kantin yuk! Aku belum punya teman nih.. temenin aku ya…” ajaknya
“mmm.. boleh aja. Lagian di kelas gak ada kerjaan”
“okay, thanks”
“masama” balasku sambil tersenyum kepadanya. Aku sangat gembira dia menyapaku dengan indahnya.

Break time dimulai. Aku langsung mengambil langkah kaki seribu untuk pergi ke kantin. Ternyata, Rully belum datang. Aku memesan juice orange untuk Rully, dan juice avokad untuk aku. Tak berapa lama, Rully datang sambil membawa novel.
“hai! Sorry telat” sapanya
“ah gapapa kok! Aku juga baru dateng”
“oh, okay. Kamu kelasnya mana sih?”
“kelasku? kelasku kan disampingmu…”
“oohh!! Yang hari selasa kemarin ke lab.kimia terus meledak?”
“hehehe… iya”
“ohh… oh iya! Kamu mau makan apa? Aku yang bayar”
“ah, gak usah. Aku gak lapar kok”
“alah, gapapa kok! Kan kita temenan… masa’ gak mau??” katanya melas. Ekspresi wajahnya yang sedih membuat hatiku bergetar
“iya deh! Aku mie ayam aja”
“nah, gitu donk! Ini baru sahabatku”katanya seraya mengacak acak rambutku
“hei! Jangan! Natanya susah nih!” kataku kesal sambil mengulurkan lidah
“yaudah, maaf maaf”
“cepetan sana pesen!”
“iya iya. Sabar donk” setelah makanan datang, kami ngobrol dan bercanda
“Din, kamu mau novel ini gak? Aku udah baca. Ceritanya bagus loh. Mau baca?” tawarnya
“boleh aja. Sini, mana novelnya”
“nih. Oh iya, malam minggu, kamu ada kerjaan gak?”
“umm.. nggak. Emangnya kenapa?”
“aku mau ke book store. Mau ikut?”
“boleh aja. Sekalian mau beli comic”
“iihh, udah gede kok bacaannya masih comic. Yang agak dewasa gitu loh.. kayak novel, tentang perjalanan hidup, detektif, petualangan, misteri,and love story”
“iihh, jangan salah sangka dulu… comic itu buat adikku”
“ohh… hehehehe… sorry. Aku kira buat kamu”
“hahaha..”
“eh, dinda aku mau ngomong sama kamu”
“ngomong aja” kataku sambil menyeruput jusku
“aku cinta sama kamu. Mau gak kamu jadi pacar aku?” aku hampir tersedak mendengar perkataannya
“ya, aku mau” kataku sambil tersenyum
“bener?”
“iya”
“makasih dinda sayang!! Jangan lupa nanti malam ya” katanya sambil mengecup keningku
“okay!”

Malam minggu sudah tiba. Setelah aku sholat maghrib, aku masuk kamar dan mulai berdandan.
“ma! Aku keluar dulu!” teriakku sambil menuruni tangga
“mau kemana Dinda?”
“mau ketemu temen”
“yaudah. Tapi jangan terlalu malam kalo pulang”
“siap! La! Kamu mau dibeliin komik apa?”
“doraemon kak! 3 aja”
“buset! kakak beliin permen 3 aja ya?”
“gamau. Yaudah, doraemon 2 aja”
“1 aja ya?”
“pokoknya dua!”
“okay okay. 2 ya”
“ho.oh”. saat aku keluar rumah, aku lupa meberitahu alamat rumahku. Aku gak punya no. HPnya lagi. Namun, saat aku menoleh ke kiri, tampaklah seorang lelaki yang kebingungan. Seperti mencari seseorang. Aku amati wajahnya, ternyata itu Rully. Aku menepuk tanganku dan melambaikan tanganku. Dia melihatku. Dan dia juga tahu kalau aku ini Dinda. Dia langsung masuk ke rumahnya dan mengambil sepeda motornya. Tanpa basa basi, dia langsung menjemputku.
“rumahmu disini?” tanyanya sambil membuka helm
“iya. Rumahmu disana ya?”
“iya.. yaudah yuk, ke book store. Oh iya, no. hpmu brapa?”
“085XXXXXXXXX. yuk”. Setelah sampai di took buku, aku langsung naik ke atas untuk membeli comic doraemon pesanan adikku. Setelah menemukan doraemon yang bagus, aku berniat untuk turun tangga, namun, aku berhenti saat melihat comic beny & mice terbaru. Aku langsung mengambil comic tersebut. Namun, ada seseorang yang telah mendahuluiku.
“eh, hei! Kan aku duluan yang mengambil ini” kataku seraya akan menengok kearah orang yang mengambil buku yang hendak aku beli
“loh? Rully? Ngapain kamu beli buku ini? Katanya kamu suka novel?” tanyaku sambil mengerutkan dahiku
“oh, kamu? Yaudah nih, buat kamu”
“ah gak usah deh. Kamu aja” kataku langsung pergi
“Din! Tunggu Din!” teriaknya. Namun aku tak menghiraukannya. Aku pulang dengan naik taksi. Sesampainya di rumah, aku langsung ke kamarnya adikku untuk menyerahkan comicnya. Setelah itu, aku pergi ke kamarku.

Hpku berdering. Tanda ada sms masuk. Rully sms aku:
Kamu marah ya sama aku? Yaudah.. maaf deh
Dan aku membalas:
Nggak kok.. aku cuman lelah aja. Udahan dulu ya.. aku mau tidur dulu. Aku kelelahan. Bye.. setelah membalas sms tersebut, aku langsung tertidur lelap. Hari esoknya, aku bangun agak siang karena kampus masuknya jam 10.
“Dinda!! Bangun!! Nanti telat masuk kuliah loh!!” teriak mama dari lantai bawah
“aku masuk siang ma! Aku mau tidur dulu!”. Setelah aku menjawab, mama tak membalasnya. Aku bangun dari tempat tidurku dan pergi ke kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi. Setelah itu, aku kembali ke kamarku. Hpku bergetar. Rully menelfonku.
“Din, nanti berangkat ke kampus aku anterin ya…”
“nggak usah… aku berangkat pakek angkot aja”
“udahlah… gapapa.. gak bayar kok”
“bukan gitu.. aku ingin mandiri.. aku gak mau diantar”
“kok kamu gitu sih???”
“emang kenapa? Ada yang berubah ya di aku?”
“kamu jadi lebih dingin”
“aku sedikit ngomong. Tenggorokanku sakit”
“oh, yaudah deh.. cepet sembuh yaa”
“iya. Bye”
“bye too”

Hari ini aku gak pengin masuk kuliah. Agak nggak enak badan. Namun, kalo aku nggak kuliah cuman gara gara nggak enak badan pasti dimarahin mama… uhh cape deh!… jam dinding menunjukkan jam 09.20. waktunya aku bersiap siap untuk pergi kuliah. Setelah sampai, aku bertemu dengan Venda
“eh, Din, ke kantin yuk, temenin aku beli roti dulu.. laper nih!”
“yaelah.. belum masuk kuliah udah laper.. yaudah, sekalian aku juga mau beli roti”
“hahahaha… udah ngejek, eh, malah ngikut beli roti”
“hehehe” jawabku sambil cengengesan. setelah membeli roti, kami duduk sambil menikmati roti yang sudah kami beli. Namun, tak lama, aku bertemu dengan Rully. Akupun berusaha nutupin diriku agar Rully tak tahu aku
“knapa kamu Din?” Tanya Venda
“tuh, ada Rully!” jawabku sambil berbisik
“siapa tuh Rully?”
“itu lho.. cowok yang berdiri disitu.. orangnya ganteng”
“Oh My God! Knapa lo sembunyi kayak gitu? Dia kan ganteng 。◕‿◕。...”
“biasa aja kali.. eh, aku ke kelas dulu ya”
“okay. Aku mau ngajak dia makan ah.. ”
“terserah”

Sesampainya di kelas, aku mengambil bangkuku dan duduk disitu. 5 menit kemudian, pelajaran dimulai. 2 jam kemudian, waktu break timepun dimulai. Teman temanku langsung berhamburan pergi ke kantin, akupun juga. Aku membeli roti coklat seharga 5000 untuk kumakan di perpustakaan. Lumayan, perpustakaannya sepi. So, aku bisa membaca dengan tenang. Namun tak berselang lama, bayangan tubuh sesosok pria berjalan menuju arahku, dan aku sudah menduga bahwa itu adalah Rully
“hei! Aku cari cari ternyata kamu ada disini. Ngapain kamu disini?”
“tiduran… ya baca bukulah!”
“hahaha.. bisa aja kamu. Boleh gabung nggak?”
“boleh aja, nggak ada yang ngelarang kok” setelah mengobrol banyak dengannya, aku mulai terasa nyaman jika ada disisinya. Kebencianku padanya menjadi hilang. Semakin berputarnya hari, semakin berputarnya perasaanku padanya. Aku mengaguminya. Aku termasuk wanita yang beruntung karena aku bisa berteman dengan baik dengan Rully. Ternyata, banyak juga wanita yang ngefans berat banget (63 kg) sama Rully. Dan itu membawa dampak buruk bagiku. Jika aku bertemu dengan salah satu fansnya Rully, aku akan diejek dengan kata kata yang sangat menusuk hati. Karena aku diejek setiap hari, aku mulai menjauh lagi dengan Rully. Kali ini lebih parah. Aku tak membalas smsnya, tak menjawab telponnya, bahkan jika dia menyapaku, aku tak menjawab dan pergi. Rully mencurigaiku, dan akhirnya, dia menelfonku. Karena sudah lama tak kujawab, maka aku angkat ☎nya
“Din, kenapa kamu gak mau jawab telfonku dulu? Kenapa kamu gak bales smsku? Kenapa jika aku mendekatimu, kau mesti menjauh dariku? Apa kau udah punya pria yang lebih dariku? Jelaskan padaku Din!” katanya dengan nada orang yang sangat kecewa
“nggak usah dijelaskan, kamu juga pasti akan tahu”
“please, jelasin padaku! Gak usah nunggu waktu! Sekarang juga kamu jelasin padaku!”
“………..”
“kamu jangan buat aku khawatir padamu Din! Aku ini sayang padamu! Aku ini cinta padamu!. Jangan kau permainkan perasaanku Din!”
“~hiks hiks~”
“kalo kamu gak mau jelasin padaku, okay, aku juga akan menghindar darimu”
“besok kita ketemuan di taman deket perumahan Arum Sari jam 9 pagi” kataku seraya menutup ☎ku. Aku menangis, air mataku mengalir deras. Malam harinya, aku tak bisa tidur.

Keesokan harinya, aku bertemu dengan Rully. Saat aku berjalan menuju taman, aku melihat Rully sedang duduk duduk di bangku taman. Raut mukanya terlihat cemas sekali. Aku menghampirinya dan duduk di sebelahnya
“sekarang, ceritakanlah semua permasalahanmu yang membuatmu menghindar dariku” katanya dengan raut wajah yang amat serius
“sebelumnya, aku ingin mengembalikan novelmu yang kupinjam dulu. Aku menghindar darimu agar aku tak mendapat siksaan batin yang akhir akhir ini menimpaku”
“maksudmu?”
“kamu mungkin belum tau kalau fans kamu itu banyak banget. Dan mereka tau kalo hubungan kita tak hanya sebatas teman. Jika aku bertemu dengan mereka, mereka akan diejek dengan kata kata yang sangat menusuk hati”
“oohh? Cuman itu?” tanyanya sedikit lega
“iya”
“yaudah, sekarang kamu gausah perduliin kata kata mereka. Hiraukan aja kata kata mereka. Gak usah dimasukin dalam hati”
“tapi itu sulit Rul! Susah buat ngelakuin hal semacam itu! Kamu gak ngerti gimana hatiku saat mereka begitu! Hatiku sakit Rul! Hatiku hancur!” kataku sambil menangis deras
“yaudah, yang sabar aja ya… pasti ada hikmah dibalik cobaan yang kamu hadapi ini. Aku akan melindungimu.” katanya sambil memelukku dan menepuk pundakku.

Aku pulang dengan lesu. Bekas air mataku masih terlihat. Namun, aku tak peduli. Setelah sampai dirumah, aku berjalan dengan gontai menaiki tangga untuk sampai ke kamarku. Sesampainya di kamar, aku mulai menangis. Hari liburku kuhabiskan dengan menangis. Di satu sisi aku mencintai Rully, namun disatu sisi aku dibenci oleh fansnya Rully. Aku bosan berada di rumah, dan aku memutuskan untuk berolahraga dengan kakakku di lapangan. Aku dan kak Sarah membawa peralatan basket, rope skipping, bulu tangkis, dan stopwatch. Olahraga berlangsung 4 jam. Aku sangat semangat jika bermain bulu tangkis. Dulu, waktu sd dan smp aku juara 1 bulutangkis tingkat kabupaten. Namun, aku tak mau menjadi atlet. Aku ingin menjadi psikolog. Sekarang , aku masih semester 1. Masih 6 tahun lagi aku lulus… HAAAAAAAA!!!!!. Setelah pulang berolahraga, hpku yang aku bawa hilang
“kak? Kamu bawa hpku nggak?” tanyaku pada kak Sarah
“nggak, emangnya kenapa?”
“hpku nggak ada nih! Terus gimana dong?”
“hayo lho… itu kan hp mahal. Lo harus nabung lagi brarti”
“~manggut manggut~”
“hahahaha…. Kacian lo”. Karena hpku hilang, maka aku gak ke kantin selama 3 bulan untuk nabung buat beli hp.
“Pek… kok gue sms gak lo bales sih?” Tanya temanku Galuh. Cepek itu nama samaranku di kampus
“tau ni Tung.. hpku ilang nih…” lutung adalah nama samaran Galuh
“WHAT???? Hp lo ilang??”
“he.eh” jawabku dengan wajah sedih
“kacian cepekku”
“aku ke kelas ya”
“okay”

Setelah aku menabung selama 3 bulan, akhirnya aku bisa membeli hp yang lebih bagus daripada yang dulu. Akhir akhir ini, aku jarang melihat Rully. Fansnya Rully juga nggak mengejekku lagi. Akupun jadi curiga. Akhirnya aku mencari Rully dengan menanyakan temannya, Andik.
“Dik, kamu tau gak Rully kemana?”
“tadi dia ke kantin”
“oh, thanks ya”
“okay” setelah dapat informasi, aku langsung menuju kantin. Alangkah terkejutnya aku melihat Rully menyuapi salah satu orang yang dulu mengejekku, Rara. Mereka terlihat sangat mesra
“Rul! Apa yang kamu lakukan disini?? Ngapain kamu ngajak dia??!?” tanyaku dengan penuh emosi dan tanda tanya. Rully hanya diam saja. Namun Rara yang menjawabnya
“ngapain lo kesini? Rully itu pacar gue! So, jangan dekatin Rully lagi!” bentaknya
“RULLY! Ikut aku! Aku perlu ngomong sama kamu” kataku seraya menarik tangannya. Aku mengajak Rully ke taman kampus
“sekarang, kamu jelasin secara detail, kenapa kamu bisa pacaran dengan Rara!” Rully tetap diam
“aku ini sayang banget sama kamu! Aku ini cinta banget sama kamu! Kukira kamu Ini hanya milikku, kenapa kamu berani ngelakuin ini? Kenapa kamu mempermainkan hatiku? Katamu dulu, kau akan melindungiku, mana buktinya???!!!?? MANA!???!?? Gak ada kan?? Sekarang, terserah kamu. kamu pilih aku atau dia!” kataku dengan menahan tangis
“aku.. memilih, Rara, karena…….”
“cukup!! Aku udah gak mau dengerin alasanmu yang kotor itu! Hatiku hancur Rul! Hatiku sakit! Udah cukup kamu menyakiti hatiku!”kataku seraya membalikkan badanku
“Dinda! Tunggu!”
“mau apa? Mau minta maaf? Udah terlambat! Aku udah gak bisa maafin kamu lagi. Udah banyak kesalahanmu yang sudah kumaafkan. Dan kamu mengulanginya lagi. Bahkan lebih parah”
“maafkan aku telah mempermainkan perasaanmu. Aku menyesal telah memilih Rara. Aku hanya memilih sesuai dengan pikiran, tidak dengan hati. Aku masih cinta padamu. Aku masih sayang padamu. Bagaimana kalau kita ulang dari awal?”
“dari awal? DARI AWAL??!!?? Aku udah muak dengan wajahmu itu! Aku masih bisa memaafkanmu. 
Namun aku nggak bisa mengulangi dari awal lagi. Hatiku udah terlanjur hancur berkeping-keping dan aku sudah tak bisa menyatukan lagi. Aku akan pergi dari kehidupanmu. Aku akan pindah kampus, aku akan pindah rumah, aku akan ganti no. hpku, dan aku akan berusaha melupakanmu, dan aku akan mencari lelaki yang lebih mengerti aku. Bye” kataku seraya membalikkan badanku dan aku pergi. Aku pergi dari kehidupan Rully. 3 tahun kemudian, aku menemukan pria yang lebih mengerti aku.

Tamat
PROFIL PENULIS
Hy! ini cerpen pertama yang aku terbitkan.. namun masih banyak cerpenku yang menunggu untuk diterbitkan.. perlu kritik dan saran agar cerpenku lebih bagus..
TTL : Trenggalek, 04 November 2000
Facebook: nur jihan billa (nur jihan kanza salsabilla)
Email: na_chan.lalala@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar