Lincah tangan mengayuh kain pel di ujung tongkatnya
Semata kaki ia singkap aurat
Agar najis tak menempel di celana
Saat belia pikirnya sempat konservatif
Ketika dewasa ilmiahnya menjadi tak terkendali
Tapi bekal itulah yang menuntut sukses
Bahagia puas birahi tergapai
Bangga dan angkuh ala anak pejabat tinggi juga akunya
Padahal nyatanya ia hanya seorang tukang sapu
Yang suka mengojek payung di kala terik matahari curah ke bumi
Lupa diri saat sedang meninggi
Tak lupa darat ke dunia ia kembali
Buktinya kini ia turun gunung
Ke alam asal ia mengabdi
Payungnya tetap laku dibisniskan
Kain pelnya juga tak lusuh lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar